Rabu, 06 Februari 2013
TAKUT MENJALANI HIDUP YANG BIASA-BIASA
Ketakutan terbesar saya hari ini ialah: saya takut bahwa saya sedang menjalani hidup yang biasa-biasa saja. Semua ada dalam jangkauan kendali saya. Segalanya sangat teratur & bisa diprediksi. Tidak perlu ada kejutan atau kabar buruk di saat saya sedang merasa tidak siap.
Hari ini saya berketetapan hati untuk menjalani kehidupan yang "lebih dari biasanya." Mempergunakan waktu yang ada & mengisinya dengan melakukan kehendak Tuhan. "Kehendak Tuhan" seharusnya mudah dipahami. Bukankah Tuhan ingin kita melakukan kehendakNya? Ia pasti berkepentingan untuk memberitahukan kehendakNya kepada kita!
Yang membuat kehendak Tuhan menjadi sulit kita ketahui ialah: kedagingan kita. Semakin kita bertumbuh di dalam kedagingan, semakin sulit kita mengerti kehendak Tuhan. Bukan karena kehendak tersebut tidak diberitahukan oleh Tuhan, melainkan karena kita tidak dapat memahami kehendak Tuhan dengan "daging" kita. Semakin kita mengizinkan diri kita mengalami kematian daging, semakin kita dekat dengan kehendak Tuhan.
Untuk hidup di dalam kehendak Tuhan, kita harus hidup di dalam Roh bukan hidup di dalam daging. Berjalan di dalam Roh adalah suatu tuntutan mutlak bagi semua orang percaya. Inilah kehidupan Kristen yang normal, yaitu: berjalan di dalam Roh setiap hari.
Pelajaran "penyerahan diri" (surrender) merupakan pelajaran rohani yang sulit. Kita dituntun untuk mengalami kematian daging setiap hari. Tidak ada saat di dalam hari-hari kita, di mana kita tidak membutuhkan "penyerahan diri." Setiap saat kita membutuhkan penyerahan diri. Penyerahan diri telah menjadi sebuah kebutuhan rohani bagi semua orang. Tanpa penyerahan diri kita tidak akan pernah mengalami Allah dalam dimensi yang lebih besar. Tidak mungkin seseorang dalam berjalan di dalam iman, jika ia tidak memulainya dengan memiliki penyerahan diri.
Syarat untuk mengalami kemenangan di dalam hidup ialah: mengalami kekalahan. Kita harus memberi diri untuk "dikalahkan oleh Allah" sebelum akhirnya kita mengalami kemenangan-kemenangan bersama Dia. Kehidupan Kristen bukan tentang bagaimana semua yang kita inginkan terwujud, melainkan bagaimana semua yang Allah inginkan tergenapi dalam hidup kita.
Ketakutan saya untuk menjalani hidup yang biasa-biasa mendorong saya untuk masuk ke dalam penyerahan diri. Memberi diri dikalahkan oleh Allah, supaya seluruh kehendakNya terjadi dalam hidup saya. Kita tidak selalu mengerti kehendak Allah, namun kehendak Allah selalu yang terbaik buat kita.
Rabu, 06 Februari 2013
TAKUT MENJALANI HIDUP YANG BIASA-BIASA
Diposting oleh
Ferry Felani
17.48
Sudah seminggu ini saya merasakan ketakutan hingga hari ini, hari ulang tahun saya. Seminggu yang lalu seorang sahabat bertanya kepada saya: "Minggu depan loe ulang tahun ya?" Lalu saya menjawab: "Iya, tapi gue merasa ada beban. Sepertinya belum melakukan banyak hal bagi Tuhan."
Ketakutan terbesar saya hari ini ialah: saya takut bahwa saya sedang menjalani hidup yang biasa-biasa saja. Semua ada dalam jangkauan kendali saya. Segalanya sangat teratur & bisa diprediksi. Tidak perlu ada kejutan atau kabar buruk di saat saya sedang merasa tidak siap.
Hari ini saya berketetapan hati untuk menjalani kehidupan yang "lebih dari biasanya." Mempergunakan waktu yang ada & mengisinya dengan melakukan kehendak Tuhan. "Kehendak Tuhan" seharusnya mudah dipahami. Bukankah Tuhan ingin kita melakukan kehendakNya? Ia pasti berkepentingan untuk memberitahukan kehendakNya kepada kita!
Yang membuat kehendak Tuhan menjadi sulit kita ketahui ialah: kedagingan kita. Semakin kita bertumbuh di dalam kedagingan, semakin sulit kita mengerti kehendak Tuhan. Bukan karena kehendak tersebut tidak diberitahukan oleh Tuhan, melainkan karena kita tidak dapat memahami kehendak Tuhan dengan "daging" kita. Semakin kita mengizinkan diri kita mengalami kematian daging, semakin kita dekat dengan kehendak Tuhan.
Untuk hidup di dalam kehendak Tuhan, kita harus hidup di dalam Roh bukan hidup di dalam daging. Berjalan di dalam Roh adalah suatu tuntutan mutlak bagi semua orang percaya. Inilah kehidupan Kristen yang normal, yaitu: berjalan di dalam Roh setiap hari.
Pelajaran "penyerahan diri" (surrender) merupakan pelajaran rohani yang sulit. Kita dituntun untuk mengalami kematian daging setiap hari. Tidak ada saat di dalam hari-hari kita, di mana kita tidak membutuhkan "penyerahan diri." Setiap saat kita membutuhkan penyerahan diri. Penyerahan diri telah menjadi sebuah kebutuhan rohani bagi semua orang. Tanpa penyerahan diri kita tidak akan pernah mengalami Allah dalam dimensi yang lebih besar. Tidak mungkin seseorang dalam berjalan di dalam iman, jika ia tidak memulainya dengan memiliki penyerahan diri.
Syarat untuk mengalami kemenangan di dalam hidup ialah: mengalami kekalahan. Kita harus memberi diri untuk "dikalahkan oleh Allah" sebelum akhirnya kita mengalami kemenangan-kemenangan bersama Dia. Kehidupan Kristen bukan tentang bagaimana semua yang kita inginkan terwujud, melainkan bagaimana semua yang Allah inginkan tergenapi dalam hidup kita.
Ketakutan saya untuk menjalani hidup yang biasa-biasa mendorong saya untuk masuk ke dalam penyerahan diri. Memberi diri dikalahkan oleh Allah, supaya seluruh kehendakNya terjadi dalam hidup saya. Kita tidak selalu mengerti kehendak Allah, namun kehendak Allah selalu yang terbaik buat kita.