Insecurity... atau rasa tidak aman merupakan musuh yang menyerang semua level kepemimpinan. Baik calon pemimpin, pemimpin muda maupun pemimpin senior, tidak lepas dari serangan insecurity. Banyak pemimpin yang sedang dibentuk oleh Allah, gagal menyelesaikan proses oleh karena insecurity di dalam diri mereka menyebabkan mereka melakukan hal-hal konyol yang membuat mereka keluar dari rencana Allah.


Saul adalah salah satu contoh pemimpin yang insecure. Prestasi Daud menjadi ancaman dalam kepemimpinan Saul.

Namun jika kita telusuri ke belakang, ketidaktaatan Saul & sikap kompromi yang ia lakukan merupakan salah satu penyebab (akar) dari insecurity dalam kehidupannya. Saul tidak perlu merasa insecure jika ia dalam kondisi menaati Allah. Saul tidak perlu iri terhadap keberhasilan Daud, jika pengurapan Allah ada pada dirinya. Ketika Roh Tuhan undur dari Saul akibat ketidaktaatannya, Saul membuka celah bagi musuh untuk mengendalikannya dengan rasa tidak aman di dalam dirinya.

Rasa tidak aman (insecurity) dalam diri seseorang dapat membuat ia menjadi seseorang pengendali maupun menjadi seseorang yang terbelenggu dalam perangkap kendali orang lain. Seorang pengendali (suka mengendalikan orang lain) adalah orang yang dikuasai oleh ketakutan. Ia menggenauakan semua kekuatannya dan memanfaatkan kelemahan orang lain untuk memperoleh kendali atas orang tersebut. Ketika ia kehilangan kendali atas seseorang, ia mudah untuk menjadi sangat marah dan frustasi. Ia menggantungkan rasa berharganya pada orang-orang yang bisa ia kendalikan.

Orang yang hidup di bawah kendali orang lain akan mudah kehilangan suara Tuhan, berpotensi untuk tidak menaati Allah & sulit mengalami hadirat Tuhan. Ketika tidak dapat menjadi pribadi yang maksimal jika kita berada dibawah kendali orang lain.