Pukul 03.50 dini hari, saya terpaksa harus bangun karena mendengar sebuah bunyi keras di dalam kediaman kami yang begitu tenang. Dua ekor kucing bertengkar, naik ke atap rumah melalui loteng rumah tetangga & melanjutkan perkelahian di atas rumah kami hingga mereka menjebol plafon (langit-langit) rumah & jatuh ke dalam ruang jemuran kami.

Saya punya pengalaman yang mirip dulu, ketika masih tinggal dengan orang tua saya. Papa saya menghajar kucing yang jatuh menjebol plafon rumah tepat di depannya yang sedang asyik nonton TV hingga kucing tersebut tewas (walaupun papa saya harus mengalami luka cakar & beberapa barang pecah karena ulah si kucing yang coba melawan & kabur).

Belajar dari pengalaman tersebut, saya berusaha bersikap tenang walaupun harus bangun dengan sedikit kesal. Saya tidak ingin ada barang-barang di rumah yang rusak apalagi mengalami luka cakar di pagi buta. Dengan tenang saya coba membuka pintu ruang jemuran, dengan maksud mengintip untuk mengetahui apa yang terjadi. Dengan secepat kilat kedua kucing tersebut masuk ke dalam rumah. Waduh gawat!!! Saya takut mereka bertengkar & mengacau di dalam rumah.

Ternyata mereka hanya berusaha mencari jalan keluar. Tapi sayangnya semua pintu masih tertutup. Pelan-pelan saya menyalakan lampu & berusaha membuka pintu rumah tanpa membuat mereka marah sehingga pertengkaran menjadi lebih hebat & menghancurkan barang-barang di rumah. Untungnya waktu saya tenang, kedua kucing tersebut juga dapat ditenangkan.

Begitu pintu terbuka, salah satu kucing langsung lari keluar. Sedangkan satu lagi masing sembunyi sambil berusaha mencari jalan keluar melalui jendrla yang ada di balik tirai.

Waktu saya menyingkapkan tirai tersebut, ternyata si kucing terjepit tidak bisa bergerak di jeruji jendela. Kembali saya harus bersikap tenang untuk membuka jendela tersebut tanpa membuatnya marah. Kembali dengan tenang saya berusaha membuka jendela tersebut, dan akhirnya kucing kedua pun keluar.

Pertengkaran dan perkelahian pasti mendatangkan kerugian. Bukan hanya bagi mereka yang berkelahi, tetapi juga bagi orang-orang yang ada di sekitar mereka. Coba, salah apa saya dengan kedua kucing "nakal" tersebut. Saya tidak pernah mengganggu mereka (menendang, menyiram air atau menimpuk pakai batu). Apalagi anak saya Adriel yang berusia hampir 2 tahun, ngefans berat sama mereka. Setiap kali melihat kucing, dengan antusias Adriel akan berteriak: pusss!!! pusss!!!" Salah apa saya sampai harus terbangun dalam keadaan kaget setengah mati pada pukul 03.50 dini hari ketika sedang enak-enak tidur karena kecapekan.

Kadang pada waktu bertengkar & berkelahi, kita tidak berpikir panjang. Kata-kata kasar yang dilontarkan, serangan fisik, dan berbagai tindakan yang tanpa penguasaan diri, semua itu juga bisa dirasakan & berdampak pada orang-orang yang ada di sekitar kita. Orang tua yang bertengkar, kadang tidak menyadari dampak psikologis yang ditimbulkan kepada anak-anak yang menyaksikannya. Terkadang orang-orang (anak-anak kita) yang ngefans dengan kita menjadi ikut dirugikan waktu kita bertengkar & berkelahi tanpa penguasaan diri.

Orang yang tidak bisa menguasai diri, tidak bisa jadi berkat buat orang lain. Itu pelajaran penting. Orang yang menguasai dirinya bisa menjadi berkat bagi orang-orang yang ada di sekitarnya.

"... sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah." (Yakobus 1:20)

"Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya." (Amsal 25:28)

Ayat ini mungkin bisa dimodifikasi menjadi: "Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kucing yang bikin jebol plafon rumah orang yang lagi asyik tidur jam 03.50 dini hari."

Sungguh terlaluuu....