Saya memberi tema tahun ini (2013) sebagai "the year of spiritual leadership." Segala sesuatu tentang kepemimpinan saya sedang diuji. Pelajaran-pelajaran kepemimpinan yang saya pelajari selama bertahun-tahun terasa lebih hidup. Saya semakin menyadari mengapa setiap orang harus belajar tentang kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan salah satu panggilan dan fungsi setiap orang dalam kehidupan.

Dalam buku "The Spirit of Leadership," Dr. Myles Munroe pernah berkata bahwa kepemimpinan bukan sekedar posisi, melainkan memanifestasikan roh yang ada di dalam kita." Sejak awal penciptaan, Tuhan menciptakan manusia supaya kita dapat "berkuasa, menguasai dan menaklukkan." Sebelum kejatuhan manusia ke dalam dosa, kata "berkuasa, menguasai dan menaklukkan" memiliki arti memaksimalkan. Setelah kejatuhan, ketiga kata tersebut memiliki arti negatif. Manusia dikuasai hawa nafsu dan berbagai keinginan lain yang tidak selaras dengan kehendak Allah. Sebagai akibatnya, panggilan kepemimpinan manusia menjadi terdistorsi. Kepemimpinan kerap kali dihubungkan dengan praktek manipulasi, kelicikan, mencari keuntungan demi kepentingan pribadi, penyalahgunaan kekuasaan.

Kepemimpinan secara umum berbeda dengan kepemimpinan rohani (spiritual leadership). Kepemimpinan rohani bergantung sepenuhnya kepada Allah dan hukum-hukum rohani. Keputusan diambil bukan sekedar berdasarkan pertimbangan manusiawi. Melainkan menggumuli kehendak Allah atas sebuah kelompok atau organisasi dan mempengaruhi mereka semua untuk melakukan kehendak Allah.

Yang dimaksud "spiritual leader" bukan hanya orang-orang yang memegang posisi kepemimpinan dalam gereja atau dunia pelayanan. Melainkan semua orang yang menyambut panggilan kepemimpinan dalam setiap bidang kehidupan dan bersedia berfungsi sesuai dengan hukum-hukum rohani untuk mengerjakan tujuan-tujuan Allah.

Kapasitas seorang pemimpin sangat ditentukan ketika saat-saat krisis terjadi. Bagaimana para pemimpin tersebut bersedia mengambil tanggungjawab dan melakukan perubahan ke arah yang benar untuk membawa sebuah kelumpok atau organisasi keluar dari krisis tersebut dengan keadaan yang jauh lebih baik. Ketika semua orang takut karena krisis yang terjadi, seorang pemimpin menjadi tumpuan bagi banyak orang. Seakan-akan semua orang ingin berkata bahwa "seorang pemimpin tidak boleh takut." Sebagai manusia, tentunya seorang pemimpin tidak bebas dari rasa takut. Hanya saja, sebagai seorang pemimpin ia harus mengembangkan jiwa yang matang dan dewasa sehingga lahir hati yang mau berkorban sehingga hati tersebut memberikan keberanian untuk berdiri di garis depan ketika tantangan datang menyerang.

Sebagai seorang pemimpin, kita harus pandai-pandai mengisi bahan bakar emosional kita. Tanggungjawab dan tugas kepemimpinan sangat menguras energi emosional kita. Tuntutan yang tinggi, bahkan terkadang tidak realistis datang dari orang-orang di sekeliling kita. Perkataan-perkataan yang menyudutkan, mempertanyakan dan menghakimi mungkin datang lebih banyak daripada kata-kata yang memberikan dukungan dan kekuatan. Namun, kita tidak bisa menghindari hal tersebut dalam kepemimpinan. Dibutuhkan seorang pemimpin dengan gambar diri yang sehat untuk membuat perubahan, mempengaruhi orang lain dan terus bertumbuh di tengah segala masalah yang sedang dihadapinya. Pemimpin yang membiarkan kekecewaan dan tawar hati menyergap dirinya terlalu lama, akan menyebabkan banyak orang di sekelilingnya mengalami kerugian.

Ketika saya menyadari bahwa tahun 2013 ini merupakan "The Year of Spiritual Leadership" bagi saya, di saat yang sama saya menyadari kebutuhan untuk memperbaiki kepemimpinan saya.Dengan jujur saya ingin mengatakan bahwa waktu-waktu ini seperti waktu akil baliq bagi kepemimpinan saya. Masa-masa transisi sedang terjadi. Kapal harus menyesuaikan arah. Komitmen saya ditantang lebih lagi. Saya harus mengabaikan gangguan-gangguan kecil dan mengarahkan diri untuk menyelesaikan hal-hal yang lebih esensi. Kekuatan fokus harus terus dibangun agar hasil yang nyata terus terlihat. Waktu-waktu yang ada harus terus digunakan untuk membangun hubungan dan mengembangkan "network" untuk sebuah visi yang besar di masa depan.

Kesimpulanya, kepemimpinan tidak semudah apa yang ditulis dalam buku-buku kepemimpinan. Kepemimpinan adalah bagaimana kita bertindak dan bertanggungjawab terhadap tindakan-tindakan tersebut. Cara paling ampuh untuk mengalahkan ketakutan ialah dengan cara bertindak. Ketika kita mulai bertindak, kita akan menjadi lebih percaya diri. Ketakutan akan mulai hilang. Kita membayar untuk mendapatkan sebuah pengalaman. Jika kita melakukan kesalahan, segera lakukan evaluasi. Kepemimpinan adalah tentang mempengaruhi orang lain melalui hubungan dan menjadi produktif.