Beberapa waktu terakhir ini, Tuhan sering mengingatkan saya akan sebuah pesan yang berbunyi: "Menjadi gereja (orang Kristen) yang bertindak!" Suatu ketika saya merasa capek melayani konseling, konsultasi, mengajar, mementor dan menjawab pertanyaan-pertanyaan orang-orang Kristen. Sepertinya telah muncul sebuah trend kekristenan di mana orang-orang kristen "kecanduan pewahyuan baru" atau "kecanduan materi pengajaran terbaru." Banyak orang Kristen hanya hobi mendengar & mengumpulkan pewahyuan. Apa yang mereka pelajari hanya menjadi sebuah wacana tanpa kemampuan & kemauan untuk mengimplementasikannya.

Pesan kitab Yakobus tentang "menjadi pelaku firman" tiba-tiba saja menjadi hidup, Saya teringat perkataan seorang hamba Tuhan yang mengatakan bahwa salah satu penyebab banyak hamba Tuhan jatuh ialah karena mereka membaca firman untuk mereka khotbahkan bukan untuk mereka hidupi.

Kita hanya akan memiliki pewahyuan yang kita hidupi, bukan pewahyuan yang hanya kita dengar. Kita tahu dengan cara mendengar, namun kita memahami dengan cara melakukan. Semakin sering dan semakin banyak kita melakukan kebenaran, maka akan semakin dalam pemahaman kita akan kebenaran tersebut.

Tahun ini, Allah memberkati saya dengan mentor-mentor yang luar biasa. Hamba-hamba Tuhan yang luar biasa ini bersedia meluangkan waktunya untuk mengajar dan memuridkan saya. Sesi-sesi pemuridan bersama mereka sungguh luar biasa. Saya banyak mencatat hal-hal yang sangat berharga. Namun tiba-tiba saja saya menyadari bahwa saya memiliki banyak PR untuk dikerjakan. Apa yang saya catat bukanlah sekumpulan materi yang akan menjadi bahan khotbah saya nanti, melainkan sekumpulan pelajaran yang harus saya hidupi.

John C. Maxwell pernah berkata: "Jika anda tidak persiapan, anda pasti akan selalu ketahuan." Saya menyadari pentingnya kebenaran ini. Jika saya tidak menghidupi apa yang diajarkan kepada saya, suatu hari saya pasti akan ketahuan. Tantangan-tantangan yang akan saya alami di kemudian hari akan menyingkapkan sejauh mana saya telah menghidupi kebenaran.

Ketika Roh Kudus memberikan teguran, saya harus memaksa diri untuk tidak menunda langkah ketaatan yang IA tuntut dari saya. Menunda ketaatan sama dengan tidak taat. "Menjadi orang Kristen atau gereja yang bertindak" menjadi pesan yang beberapa minggu ini terus saya sampaikan kepada jemaat/komunitas yang saya pimpin.

Untuk melihat komunitas ini bertumbuh, saya harus terus mendorong mereka untuk terus bertindak. Jangan hanya sekedar mengagumi khotbah-khotbah yang bagus tapi tidak menghasilkan pribadi-pribadi yang taat.

Pelajaran ini menjadi sebuah perenungan yang dalam bagi saya. Dengan sangat tepaksa saya harus memasang rambu untuk mengingatkan saya akan pesan ini. Saya telah bertemu dengan para pemikir dan ide-ide hebat. Namun ide luar biasa yang hanya dibicarakan adalah ide yang tidak berguna. Ubahlah perkataan-perkataan kita menjadi tindakan, sehingga tindakan ketaatan kita menghasilkan kita lebih banyak pengalaman rohani, di mana pengalaman-pengalaman rohani tersebut akan membentuk kehidupan emosi kita menjadi rohani.