Kamis, 06 Januari 2011

WHY SO SERIOUS?


II Tawariikh 16:9
Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia. Dalam hal ini engkau telah berlaku bodoh, oleh sebab itu mulai sekarang ini engkau akan mengalami peperangan."

II Chronicles 16:9 
(The New Century Version)
The Lord searches all the earth for people who have given themselves completely to him. He wants to make them strong, Asa, you did a foolish thing, so from now on you will have wars.”

II Chronicles16:9
(The New Living Translation)
The eyes of the Lord search the whole earth in order to strength those whose hearts are fully commited to him. What a fool you have been! From now on you will be at war.”

II Chronicles 16:9 
(The Message)
“God is always on the alert, constantly on the lookout for people who are totaly commited to him. You were foolish to go for human help when you could have had God’s help. Now you’re in trouble—one round one after another.”


Ketidakseriusan adalah musuh terbesar bagi setiap pekerjaan rohani sejati.”
-John Piper-

Salah satu penyakit rohani yang sangat serius di dalam kekristenan di generasi kita adalah: “TIDAK SERIUS TERHADAP PERKARA-PERKARA ROHANI.” Serius terhadap hal-hal yang salah & tidak serius terhadap hal-hal yang penting merupakan gambaran dari prioritas yang salah yang membuat hidup kita mudah untuk mengalami stagnasi & kebingungan. Banyak orang telah menghabiskan waktu, uang & tenaga mereka untuk hal-hal yang kurang penting, tidak kekal (sementara) atau bahkan justru membawa kerugian bagi orang lain & diri sendiri. Pola membayar harga yang salah ini banyak kita temui di dalam hidup setiap orang, bahkan pada mereka yang menyebut dirinya “orang Kristen.”

Tidak serius terhadap perkara-perkara rohani akan membawa dampak yang sangat signifikan dalam kehidupan setiap orang. Karena “spiritual realm” (dimensi rohani) sebenarnya jauh lebih nyata dari pada dimensi jasmani/fisik. Bahkan tidak dapat dipungkiri bahwa apa yang terjadi di dimensi fisik merupakan manifestasi dari apa yang terjadi pada dimensi rohani.

Ada orang-orang yang dulunya serius terhadap perkara-perkara rohani, tetapi hari ini mereka kehilangan “passion” untuk kembali serius dengan perkara-perkara rohani. Mungkin karena olok-olok dari orang-orang terdekat mereka, mereka tidak sabar untuk melihat hasil dari doa-doa mereka, mereka menerima atau mengikuti “nasihat rohani” atau pengajaran yang salah, dll. Sehubungan dengan “bersungguh-sungguh hati terhadap DIA”, kita perlu belajar untuk menjadi orang yang tegas & berani memegang prinsip yang benar, meskipun prinsip-prinsip iman yang kita pegang berbeda dengan teman-teman kita atau keluarga kita yang belum hidup di dalam Tuhan. Karena tanpa sikap tegas & teguh memegang prinsip, kita tidak akan bisa menjadi saksi yang efektif bagi Kristus, karena akan selalu jatuh ke dalam “lubang kompromi.”

Orang-orang Kristen seringkali lebih mudah menjadi serius untuk urusan belanja, bekerja & menghasilkan uang atau nonton pertandingan bola, tapi sayangnya kurang serius ketika berurusan dengan perkara-perkara rohani. Apakah yang dimaksud dengan “perkara rohani”? Perkara rohani di sini juga tidak boleh diartikan secara salah. “Serius terhadap perkara-perkara rohani” berarti: suatu sikap hormat & penuh tanggungjawab terhadap Allah & semua yang IA percayakan kepada kita (Firman, pelayanan, visi, dll), karena percaya bahwa  apa yang Tuhan percayakan dalam hidup kita merupakan masalah hidup & mati, dunia & kekekalan, kerajaan Sorga & kerajaan Kegelapan, dimana respon kita bukan hanya membawa dampak dalam hidup kita, tetapi juga membawa dampak dalam hidup orang-orang yang ada di sekeliling kita, bahkan sebuah generasi.

“Tanpa keseriusan akan perkara-perkara rohani, tidak akan ada kebangunan rohani.”

1.       SERIUS DALAM MENGASIHI ORANG LAIN

Tanda bahwa kita serius untuk mengasihi orang lain (jiwa-jiwa) adalah hati yang mengampuni kesalahan orang lain, kesediaan untuk menerima orang yang berbeda dengan kita (bahkan masih hidup dalam dosa) dengan tidak melontarkan penghakiman, bersedia mengorbankan perasaan, keletihan bahkan uang untuk membuat orang lain merasakan bahwa Bapa mengasihi mereka melalui hidup kita.

“Keseriusan tanpa kasih akan membentuk pola keseriusan yang salah.
Kasih tanpa keseriusan akan membentuk pola kasih yang salah.”

2.       SERIUS DALAM DOA-DOA YANG BENAR

Yakobus 5:16b
“… Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.”

Dalam berdoa kita membutuhkan DOA-DOA YANG BENAR yang dinaikkan kepada PRIBADI YANG BENAR dengan SIKAP & MOTIVASI HATI yang benar, yaitu hati yang bersungguh-sungguh terhadap DIA. Jangan naikkan doa yang tidak sungguh & asal bicara. Kita harus mendoakan segala sesuatu yang kita doakan dengan sungguh-sungguh, maka kita akan melihat hasilnya.

Doa bukanlah sekedar rangkaian kalimat yang indah yang menjadi bagian dari aktifitas rohani kita sebagai orang Kristen. Doa merupakan ekspresi hati yang paling dalam & paling jujur terhadap Allah yang kita percayai sesuai dengan apa yang dinyatakan dalam firman-Nya di dalam Alkitab. Tanpa mengerti firman Allah dengan benar, kita akan menghasilkan doa-doa yang serampangan, tanpa makna , egois & kekanak-kanakan.

Doa-doa yang benar harus lahir dari pengenalan kita yang benar akan sifat-sfiat Allah, & dinaikkan dengan sungguh-sungguh karena percaya bahwa doa-doa kita mampu membawa perbedaan di dalam dunia karena mendatangkan campur tangan Allah.

3.       SERIUS DALAM USAHA MEMAHAMI & MELAKUKAN KEHENDAK TUHAN

Keseriusan kita terhadap sesuatu, menentukan apa yang akan kita dapatkan & apa yang tidak akan kita dapatkan dari sesuatu itu. Jika kita tidak menghormati FIRMAN ALLAH dengan sungguh-sungguh sebagai perkataan-perkataan Allah, kita tidak akan mendapatkan apa-apa dari FIRMAN ALLAH. Jika kita tidak serius dalam pelayanan kita, maka orang-orang yang kita alayani tidak akan mendapatkan apa-apa dari pelayanan kita.

Salah satu kebutuhan rohani yang sangat penting dalam hidup setiap orang percaya ialah: KEBUTUHAN UNTUK MEMAHAMI & HIDUP DI DALAM KEHENDAK TUHAN. Setiap saat kita membutuhkan tuntunanNYA dalam hidup kita sehari-hari untuk mengetahui apa yang baik, yang berkenan & yang sempurna (Roma 12:2). Tanpa pergumulan yang serius, air mata, hati yang hancur, kita akan jarang menemukan tuntunanNYA secara nyata. Menangis & hancur hati bukan berbicara mengenai metode bergumul, melainkan “kedalaman hati” kita ketika kita menggumuli kehendak Tuhan, sebagai ekspresi seberapa besar kita betul-betul menginginkan kehendak Tuhan dalam hidup kita.

4.   SERIUS DALAM MELAYANI PEKERJAAN TUHAN SESUAI DENGAN TANGGUNGJAWAB YANG DIBERIKAN

Pelayanan yang tidak dilakukan dengan benar, dapat membahayakan orang-orang yang dilayani. Setiap bentuk pelayanan harus dilakukan dengan “kesungguhan hati”, baru bisa mendapatkan berkat & kuasa bagi orang-orang yang dilayani & juga bagi orang-orang yang melayani. Sikap meremehkan, ceroboh & asal-asalan bisa menjadi penyebab penyesatan & kehancuran pelayanan.

Ketika seorang pelayanan Tuhan mengerjakan tanggungjawab rohaninya di dalam pelayanan dengan penuh kesungguhan hati, maka kapasitas rohaninya akan terus berkembang & ia akan mengalami banyak penambahan dari Tuhan. Karunia-karunia rohani dipertajam & sangat memungkinkan karunia-karunia yang lainnya akan ikut muncul & termanifestasi.


CIRI-CIRI ORANG YANG “BERSUNGUH HATI TERHADAP DIA”:

1.       FULLY COMMITED & FAITHFUL TO HIM

Keseriusan seseorang akan sesuatu terlihat jelas melalui komitmen & kesetiaannya terhadap hal tersebut. Tuhan hanya dapat bekerja secara penuh di dalam hidup orang-orang yang memiliki komitmen penuh & setia kepadaNya. Komitmen & kesetiaan sangat diperlukan mengingat bahwa kekristenan kita merupakan sebuah perjalanan atau proses. Allah bertanggungjawab untuk mendewasakan anak-anakNya melalui proses kehidupan yang membuat mereka makin mengalami Allah & mengalami keserupaan dengan DIA.

Hakim-Hakim 8:4
“Ketika Gideon sampai ke sungai Yordan, menyeberanglah ia dan ketiga ratus orang yang bersama-sama dengan dia, meskipun masih lelah, namun mengejar juga.”


2.       SURRENDER LIFESTYLE

“Berserah kepada Tuhan” bukanlah sebuah sikap hati yang kita lakukan sekali seumur hidup. Setiap hari & setiap saat, kita harus menyerahkan seluruh pikiran, kehendak & perasaan kita kepada Tuhan. Tanpa penyerahan setiap hari, kita tidak akan melihat kuasaNya bekerja secara dahsyat di hidup kita setiap hari. Kuasa Allah akan bekerja di dalam hidup kita sesuai dengan tingkat penyerahan diri & ketaatan kita kepada Allah.

Penyerahan diri & ketaatan merupakan hal yang mempengaruhi kemenangan kita bersama dengan Tuhan. Karena itu, kita perlu belajar untuk “memaksakan” ketaatan kita kepada Tuhan, sehingga kita mendapati diri kita “BIASA” untuk menaati Allah dalam seluruh hidup kita.

“Orang-orang yang tidak bersungguh hati terhadap DIA,
tidak akan mampu melewati proses ilahi & menyelesaikan kehendakNYA.”

HASIL DARI KESERIUSAN KITA TERHADAP PERKARA-PERKARA ROHANI IALAH: TUHAN AKAN MELIMPAHKAN KEKUATANNYA KEPADA KITA.

Apa yang kita butuhkan untuk melewati berbagai musim (season) & krisis di dalam hidup kita bukanlah kekuatan otot, melainkan kekuatan hati & roh yang mempengaruhi perasaan, pikiran & keinginan kita. Tuhan tidak hanya “memberikan” kekuatanNya, tetapi IA akan “melimpahkan” kekuatanNya, sehingga janji Tuhan ini akan kita genapi firman:

Filipi 4:13
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.

Markus  9:23
Jawab Yesus: "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!"

STRONG IN SPIRIT


Lukas  1:80
Adapun anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya.
Dan ia tinggal di padang gurun sampai kepada hari ia harus menampakkan diri kepada Israel.
Luke 1:80
(The New Living Translation)
John grew up and became strong in spirit. Then he lived out in the wilderness
until he began his public ministry to Israel.

The strength of your spirit is determined by the degree you submit to God” (SHARPEN YOUR DISCERNMENT – Roberts Liardon). Memiliki “roh yang kuat” tidak terdengar seperti sesuatu yang penting. Kita lebih senang memikirkan bagaimana memiliki mobil yang mewah, rumah yang besar, karir yang terus naik, liburan ke luar negeri atau kenal dengan orang-orang penting daripada harus membayar harga untuk memiliki roh yang kuat.

Yang membedakan antara kejatuhan Simson & kemenangan Yusuf terletak pada memiliki “roh yang kuat.” Roh yang kuat merupakan salah satu kebutuhan bagi orang-orang percaya yang ingin terus berkemenangan di masa-masa sukar. Roh yang kuat mendatangkan kemampuan memilih yang benar, kemampuan mengenali kehendak Tuhan pada situasi yang sulit, kemampuan bertahan pada saat masa-masa sukar terjadi di hidup kita. Roh yang kuat akan melindungi kita dari pikiran-pikiran negatif. Roh yang kuat melindungi kita dari rasa mengasihi diri yang mencuri seluruh kekuatan rohani & sukacita kita. Roh yang kuat menjadikan kita orang-orang yang selalu “siap pakai” kapan pun Allah membutuhkan kita.

Tanpa membangun kebiasaan untuk menaati Allah (bahkan untuk perkara yang paling sepele sekali pun), kita tidak akan dapat memiliki roh yang kuat. Penundukkan diri (submission) merupakan syarat yang tidak dapat ditawar-tawar. Kita harus membangun ketaatan yang menyeluruh & detail kepada Allah & firmanNya. Sikap kompromi yang tidak ditindak tegas dengan pertobatan yang sungguh dapat menghancurkan kekuatan rohani kita. Jadikan ketaatan kepada Allah sebagai hal yang mutlak & tidak dapat ditawar. Namun, ketaatan yang radikal kepada Allah harus dimotivasi oleh motif yang benar. Ketaatan & keradikalan yang benar harus dimotivasi oleh kasih kepada Allah & jiwa-jiwa, bukan dimotivasi oleh kesombongan rohani di mana pengakuan & pujian manusia yang menjadi target setiap bentuk ketaatan kita.

Setiap hari kita harus bertumbuh dalam tingkat ketaatan kita kepada Allah, bukannya justru malah berkurang. Meningkatkan ketaatan kita kepada Allah sangat baik untuk membangun kekuatan roh kita. Melalui segala bentuk tipu dayanya, Iblis berusaha membujuk kita agar mengurangi tingkat ketaatan kita kepada Tuhan & menggiring kita menghidupi “cheap grace” (kasih karunia yang murahan). Cheap grace merupakan sebuah pemikiran & gaya hidup yang menyatakan bahwa kita boleh hidup dalam dosa sesukanya karena Tuhan pasti akan mengampuni kita. Kasih karunia & pengampunan Tuhan bukanlah izin untuk hidup dalam dosa & hidup semaunya. Kasih & pengampunanNya seharusnya memotivasi kita untuk hidup di dalam kebenaran & mengasihi Allah dengan seluruh hidup kita. Ketika kita membuka diri terhadap ketidaktaatan, maka pada saat itu kita juga sedang membuka diri bagi setiap bentuk serangan Iblis. Serangan melalui pikiran negatif, perasaan negatif & keinginan negatif di mana kita merasa sulit sekali mengendalikan, menguasai & menaklukkannya.

Memiliki roh yang kuat harus menjadi sebuah kebutuhan yang mendesak dalam kehidupan rohani kita. Roh yang kuat akan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan kita: hubungan, keluarga, pekerjaan, & pelayanan. Allah sedang terus-menerus mewahyukan rencanaNya kepada anak-anakNya. Mereka yang memiliki roh yang kuat bukan hanya akan mampu menangkap kehendakNya, melainkan juga mampu mengerjakan kehendakNya & menyelesaikannya. ¨

MEMASUKI TAHUN DALAM PENYERTAAN TUHAN


Memasuki tahun yang baru sama seperti berdiri di depan sebuah ruangan dengan pintu yang tertutup. Kita tidak tahu apa yang ada di dalam ruangan tersebut. Ada perasaan bersemangat & ingin tahu. Kadang juga ada perasaan takut & penuh dengan ketidakpastian. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi ketika kita mulai membuka pintu tersebut & melangkah masuk ke dalamnya.

Kadang kita tidak tahu, musim kehidupan seperti apa yang ada dihadapan kita. Mengetahui musim apa pun yang akan kita lalui, tidak lebih penting dari kesadaran “dengan siapa kita akan melalui musim tersebut.” Allah memperkenalkan DiriNya dengan sebutan Immanuel (God with us). Penyertaan TUHAN sangat kita perlukan untuk melalui setiap musim kehidupan kita. Kita berharap TUHAN akan menyertai kita seperti IA pernah menyertai Abraham, Yusuf, Musa, atau Daud.

Jika kita pelajari dengan seksama, ternyata penyertaan TUHAN tidak datang begitu saja. Kiat perlu mengerti apa yang membuat kita dapat mengalami PRIBADI ALLAH sebagai ALLAH YANG IMMANUEL.

Yang pertama, penyertaan TUHAN datang dalam hidup seseorang melalui sebuah perjanjian (covenant). Perjanjian bekerja melalui: (1) hubungan pribadi dengan TUHAN, (2) sunat & baptisan, (3) warisan dari “man of covenant” (bapa). Untuk itu, mari kita memperbaiki hubungan pribadi kita dengan TUHAN dengan pertobatan & keintiman; hidup dengan hati yang bersunat akan keinginan-keinginan daging & kebiasaan-kebiasaan yang berdosa; serta hidup dalam penundukkan diri terhadap para pemimpin rohani (spiritual covering).

Yang kedua, penyertaan TUHAN bekerja melalui panggilan. Kunci untuk meresponi panggilan ialah: MENDENGAR. Setelah mendengar barulah dituntut KETAATAN. Ketika kita mendengar suara & tuntunanNya, lalu dengan segenap hati kita bersedia menaati & hidup di dalamnya, maka penyertaan TUHAN berlaku di dalam kehidupan kita. TUHAN tidak menyertai kita untuk membuat apa saja yang kita inginkan tercapai. IA menyertai kita supaya kita hidup menggenapi rencana Allah & memuliakan Bapa di Sorga.

Meskipun kita tidak menyukai ketidakpastian, namun ketidakpastianlah yang membuat kita makin mengandalkan TUHAN. Mari kita memandang ketidakpastian bukan sebagai musuh yang harus ditakuti, melainkan sebuah peluang untuk bertumbuh & terus melekat pada Pokok Anggur Yang Benar. Selamat membuka pintu ketidakpastian & mengalami kemenangan melalui penyertaanNya.

Yosua  1:5
Seorang pun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.

Kamis, 06 Januari 2011


II Tawariikh 16:9
Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatan-Nya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia. Dalam hal ini engkau telah berlaku bodoh, oleh sebab itu mulai sekarang ini engkau akan mengalami peperangan."

II Chronicles 16:9 
(The New Century Version)
The Lord searches all the earth for people who have given themselves completely to him. He wants to make them strong, Asa, you did a foolish thing, so from now on you will have wars.”

II Chronicles16:9
(The New Living Translation)
The eyes of the Lord search the whole earth in order to strength those whose hearts are fully commited to him. What a fool you have been! From now on you will be at war.”

II Chronicles 16:9 
(The Message)
“God is always on the alert, constantly on the lookout for people who are totaly commited to him. You were foolish to go for human help when you could have had God’s help. Now you’re in trouble—one round one after another.”


Ketidakseriusan adalah musuh terbesar bagi setiap pekerjaan rohani sejati.”
-John Piper-

Salah satu penyakit rohani yang sangat serius di dalam kekristenan di generasi kita adalah: “TIDAK SERIUS TERHADAP PERKARA-PERKARA ROHANI.” Serius terhadap hal-hal yang salah & tidak serius terhadap hal-hal yang penting merupakan gambaran dari prioritas yang salah yang membuat hidup kita mudah untuk mengalami stagnasi & kebingungan. Banyak orang telah menghabiskan waktu, uang & tenaga mereka untuk hal-hal yang kurang penting, tidak kekal (sementara) atau bahkan justru membawa kerugian bagi orang lain & diri sendiri. Pola membayar harga yang salah ini banyak kita temui di dalam hidup setiap orang, bahkan pada mereka yang menyebut dirinya “orang Kristen.”

Tidak serius terhadap perkara-perkara rohani akan membawa dampak yang sangat signifikan dalam kehidupan setiap orang. Karena “spiritual realm” (dimensi rohani) sebenarnya jauh lebih nyata dari pada dimensi jasmani/fisik. Bahkan tidak dapat dipungkiri bahwa apa yang terjadi di dimensi fisik merupakan manifestasi dari apa yang terjadi pada dimensi rohani.

Ada orang-orang yang dulunya serius terhadap perkara-perkara rohani, tetapi hari ini mereka kehilangan “passion” untuk kembali serius dengan perkara-perkara rohani. Mungkin karena olok-olok dari orang-orang terdekat mereka, mereka tidak sabar untuk melihat hasil dari doa-doa mereka, mereka menerima atau mengikuti “nasihat rohani” atau pengajaran yang salah, dll. Sehubungan dengan “bersungguh-sungguh hati terhadap DIA”, kita perlu belajar untuk menjadi orang yang tegas & berani memegang prinsip yang benar, meskipun prinsip-prinsip iman yang kita pegang berbeda dengan teman-teman kita atau keluarga kita yang belum hidup di dalam Tuhan. Karena tanpa sikap tegas & teguh memegang prinsip, kita tidak akan bisa menjadi saksi yang efektif bagi Kristus, karena akan selalu jatuh ke dalam “lubang kompromi.”

Orang-orang Kristen seringkali lebih mudah menjadi serius untuk urusan belanja, bekerja & menghasilkan uang atau nonton pertandingan bola, tapi sayangnya kurang serius ketika berurusan dengan perkara-perkara rohani. Apakah yang dimaksud dengan “perkara rohani”? Perkara rohani di sini juga tidak boleh diartikan secara salah. “Serius terhadap perkara-perkara rohani” berarti: suatu sikap hormat & penuh tanggungjawab terhadap Allah & semua yang IA percayakan kepada kita (Firman, pelayanan, visi, dll), karena percaya bahwa  apa yang Tuhan percayakan dalam hidup kita merupakan masalah hidup & mati, dunia & kekekalan, kerajaan Sorga & kerajaan Kegelapan, dimana respon kita bukan hanya membawa dampak dalam hidup kita, tetapi juga membawa dampak dalam hidup orang-orang yang ada di sekeliling kita, bahkan sebuah generasi.

“Tanpa keseriusan akan perkara-perkara rohani, tidak akan ada kebangunan rohani.”

1.       SERIUS DALAM MENGASIHI ORANG LAIN

Tanda bahwa kita serius untuk mengasihi orang lain (jiwa-jiwa) adalah hati yang mengampuni kesalahan orang lain, kesediaan untuk menerima orang yang berbeda dengan kita (bahkan masih hidup dalam dosa) dengan tidak melontarkan penghakiman, bersedia mengorbankan perasaan, keletihan bahkan uang untuk membuat orang lain merasakan bahwa Bapa mengasihi mereka melalui hidup kita.

“Keseriusan tanpa kasih akan membentuk pola keseriusan yang salah.
Kasih tanpa keseriusan akan membentuk pola kasih yang salah.”

2.       SERIUS DALAM DOA-DOA YANG BENAR

Yakobus 5:16b
“… Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.”

Dalam berdoa kita membutuhkan DOA-DOA YANG BENAR yang dinaikkan kepada PRIBADI YANG BENAR dengan SIKAP & MOTIVASI HATI yang benar, yaitu hati yang bersungguh-sungguh terhadap DIA. Jangan naikkan doa yang tidak sungguh & asal bicara. Kita harus mendoakan segala sesuatu yang kita doakan dengan sungguh-sungguh, maka kita akan melihat hasilnya.

Doa bukanlah sekedar rangkaian kalimat yang indah yang menjadi bagian dari aktifitas rohani kita sebagai orang Kristen. Doa merupakan ekspresi hati yang paling dalam & paling jujur terhadap Allah yang kita percayai sesuai dengan apa yang dinyatakan dalam firman-Nya di dalam Alkitab. Tanpa mengerti firman Allah dengan benar, kita akan menghasilkan doa-doa yang serampangan, tanpa makna , egois & kekanak-kanakan.

Doa-doa yang benar harus lahir dari pengenalan kita yang benar akan sifat-sfiat Allah, & dinaikkan dengan sungguh-sungguh karena percaya bahwa doa-doa kita mampu membawa perbedaan di dalam dunia karena mendatangkan campur tangan Allah.

3.       SERIUS DALAM USAHA MEMAHAMI & MELAKUKAN KEHENDAK TUHAN

Keseriusan kita terhadap sesuatu, menentukan apa yang akan kita dapatkan & apa yang tidak akan kita dapatkan dari sesuatu itu. Jika kita tidak menghormati FIRMAN ALLAH dengan sungguh-sungguh sebagai perkataan-perkataan Allah, kita tidak akan mendapatkan apa-apa dari FIRMAN ALLAH. Jika kita tidak serius dalam pelayanan kita, maka orang-orang yang kita alayani tidak akan mendapatkan apa-apa dari pelayanan kita.

Salah satu kebutuhan rohani yang sangat penting dalam hidup setiap orang percaya ialah: KEBUTUHAN UNTUK MEMAHAMI & HIDUP DI DALAM KEHENDAK TUHAN. Setiap saat kita membutuhkan tuntunanNYA dalam hidup kita sehari-hari untuk mengetahui apa yang baik, yang berkenan & yang sempurna (Roma 12:2). Tanpa pergumulan yang serius, air mata, hati yang hancur, kita akan jarang menemukan tuntunanNYA secara nyata. Menangis & hancur hati bukan berbicara mengenai metode bergumul, melainkan “kedalaman hati” kita ketika kita menggumuli kehendak Tuhan, sebagai ekspresi seberapa besar kita betul-betul menginginkan kehendak Tuhan dalam hidup kita.

4.   SERIUS DALAM MELAYANI PEKERJAAN TUHAN SESUAI DENGAN TANGGUNGJAWAB YANG DIBERIKAN

Pelayanan yang tidak dilakukan dengan benar, dapat membahayakan orang-orang yang dilayani. Setiap bentuk pelayanan harus dilakukan dengan “kesungguhan hati”, baru bisa mendapatkan berkat & kuasa bagi orang-orang yang dilayani & juga bagi orang-orang yang melayani. Sikap meremehkan, ceroboh & asal-asalan bisa menjadi penyebab penyesatan & kehancuran pelayanan.

Ketika seorang pelayanan Tuhan mengerjakan tanggungjawab rohaninya di dalam pelayanan dengan penuh kesungguhan hati, maka kapasitas rohaninya akan terus berkembang & ia akan mengalami banyak penambahan dari Tuhan. Karunia-karunia rohani dipertajam & sangat memungkinkan karunia-karunia yang lainnya akan ikut muncul & termanifestasi.


CIRI-CIRI ORANG YANG “BERSUNGUH HATI TERHADAP DIA”:

1.       FULLY COMMITED & FAITHFUL TO HIM

Keseriusan seseorang akan sesuatu terlihat jelas melalui komitmen & kesetiaannya terhadap hal tersebut. Tuhan hanya dapat bekerja secara penuh di dalam hidup orang-orang yang memiliki komitmen penuh & setia kepadaNya. Komitmen & kesetiaan sangat diperlukan mengingat bahwa kekristenan kita merupakan sebuah perjalanan atau proses. Allah bertanggungjawab untuk mendewasakan anak-anakNya melalui proses kehidupan yang membuat mereka makin mengalami Allah & mengalami keserupaan dengan DIA.

Hakim-Hakim 8:4
“Ketika Gideon sampai ke sungai Yordan, menyeberanglah ia dan ketiga ratus orang yang bersama-sama dengan dia, meskipun masih lelah, namun mengejar juga.”


2.       SURRENDER LIFESTYLE

“Berserah kepada Tuhan” bukanlah sebuah sikap hati yang kita lakukan sekali seumur hidup. Setiap hari & setiap saat, kita harus menyerahkan seluruh pikiran, kehendak & perasaan kita kepada Tuhan. Tanpa penyerahan setiap hari, kita tidak akan melihat kuasaNya bekerja secara dahsyat di hidup kita setiap hari. Kuasa Allah akan bekerja di dalam hidup kita sesuai dengan tingkat penyerahan diri & ketaatan kita kepada Allah.

Penyerahan diri & ketaatan merupakan hal yang mempengaruhi kemenangan kita bersama dengan Tuhan. Karena itu, kita perlu belajar untuk “memaksakan” ketaatan kita kepada Tuhan, sehingga kita mendapati diri kita “BIASA” untuk menaati Allah dalam seluruh hidup kita.

“Orang-orang yang tidak bersungguh hati terhadap DIA,
tidak akan mampu melewati proses ilahi & menyelesaikan kehendakNYA.”

HASIL DARI KESERIUSAN KITA TERHADAP PERKARA-PERKARA ROHANI IALAH: TUHAN AKAN MELIMPAHKAN KEKUATANNYA KEPADA KITA.

Apa yang kita butuhkan untuk melewati berbagai musim (season) & krisis di dalam hidup kita bukanlah kekuatan otot, melainkan kekuatan hati & roh yang mempengaruhi perasaan, pikiran & keinginan kita. Tuhan tidak hanya “memberikan” kekuatanNya, tetapi IA akan “melimpahkan” kekuatanNya, sehingga janji Tuhan ini akan kita genapi firman:

Filipi 4:13
Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.

Markus  9:23
Jawab Yesus: "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!"


Lukas  1:80
Adapun anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya.
Dan ia tinggal di padang gurun sampai kepada hari ia harus menampakkan diri kepada Israel.
Luke 1:80
(The New Living Translation)
John grew up and became strong in spirit. Then he lived out in the wilderness
until he began his public ministry to Israel.

The strength of your spirit is determined by the degree you submit to God” (SHARPEN YOUR DISCERNMENT – Roberts Liardon). Memiliki “roh yang kuat” tidak terdengar seperti sesuatu yang penting. Kita lebih senang memikirkan bagaimana memiliki mobil yang mewah, rumah yang besar, karir yang terus naik, liburan ke luar negeri atau kenal dengan orang-orang penting daripada harus membayar harga untuk memiliki roh yang kuat.

Yang membedakan antara kejatuhan Simson & kemenangan Yusuf terletak pada memiliki “roh yang kuat.” Roh yang kuat merupakan salah satu kebutuhan bagi orang-orang percaya yang ingin terus berkemenangan di masa-masa sukar. Roh yang kuat mendatangkan kemampuan memilih yang benar, kemampuan mengenali kehendak Tuhan pada situasi yang sulit, kemampuan bertahan pada saat masa-masa sukar terjadi di hidup kita. Roh yang kuat akan melindungi kita dari pikiran-pikiran negatif. Roh yang kuat melindungi kita dari rasa mengasihi diri yang mencuri seluruh kekuatan rohani & sukacita kita. Roh yang kuat menjadikan kita orang-orang yang selalu “siap pakai” kapan pun Allah membutuhkan kita.

Tanpa membangun kebiasaan untuk menaati Allah (bahkan untuk perkara yang paling sepele sekali pun), kita tidak akan dapat memiliki roh yang kuat. Penundukkan diri (submission) merupakan syarat yang tidak dapat ditawar-tawar. Kita harus membangun ketaatan yang menyeluruh & detail kepada Allah & firmanNya. Sikap kompromi yang tidak ditindak tegas dengan pertobatan yang sungguh dapat menghancurkan kekuatan rohani kita. Jadikan ketaatan kepada Allah sebagai hal yang mutlak & tidak dapat ditawar. Namun, ketaatan yang radikal kepada Allah harus dimotivasi oleh motif yang benar. Ketaatan & keradikalan yang benar harus dimotivasi oleh kasih kepada Allah & jiwa-jiwa, bukan dimotivasi oleh kesombongan rohani di mana pengakuan & pujian manusia yang menjadi target setiap bentuk ketaatan kita.

Setiap hari kita harus bertumbuh dalam tingkat ketaatan kita kepada Allah, bukannya justru malah berkurang. Meningkatkan ketaatan kita kepada Allah sangat baik untuk membangun kekuatan roh kita. Melalui segala bentuk tipu dayanya, Iblis berusaha membujuk kita agar mengurangi tingkat ketaatan kita kepada Tuhan & menggiring kita menghidupi “cheap grace” (kasih karunia yang murahan). Cheap grace merupakan sebuah pemikiran & gaya hidup yang menyatakan bahwa kita boleh hidup dalam dosa sesukanya karena Tuhan pasti akan mengampuni kita. Kasih karunia & pengampunan Tuhan bukanlah izin untuk hidup dalam dosa & hidup semaunya. Kasih & pengampunanNya seharusnya memotivasi kita untuk hidup di dalam kebenaran & mengasihi Allah dengan seluruh hidup kita. Ketika kita membuka diri terhadap ketidaktaatan, maka pada saat itu kita juga sedang membuka diri bagi setiap bentuk serangan Iblis. Serangan melalui pikiran negatif, perasaan negatif & keinginan negatif di mana kita merasa sulit sekali mengendalikan, menguasai & menaklukkannya.

Memiliki roh yang kuat harus menjadi sebuah kebutuhan yang mendesak dalam kehidupan rohani kita. Roh yang kuat akan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan kita: hubungan, keluarga, pekerjaan, & pelayanan. Allah sedang terus-menerus mewahyukan rencanaNya kepada anak-anakNya. Mereka yang memiliki roh yang kuat bukan hanya akan mampu menangkap kehendakNya, melainkan juga mampu mengerjakan kehendakNya & menyelesaikannya. ¨


Memasuki tahun yang baru sama seperti berdiri di depan sebuah ruangan dengan pintu yang tertutup. Kita tidak tahu apa yang ada di dalam ruangan tersebut. Ada perasaan bersemangat & ingin tahu. Kadang juga ada perasaan takut & penuh dengan ketidakpastian. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi ketika kita mulai membuka pintu tersebut & melangkah masuk ke dalamnya.

Kadang kita tidak tahu, musim kehidupan seperti apa yang ada dihadapan kita. Mengetahui musim apa pun yang akan kita lalui, tidak lebih penting dari kesadaran “dengan siapa kita akan melalui musim tersebut.” Allah memperkenalkan DiriNya dengan sebutan Immanuel (God with us). Penyertaan TUHAN sangat kita perlukan untuk melalui setiap musim kehidupan kita. Kita berharap TUHAN akan menyertai kita seperti IA pernah menyertai Abraham, Yusuf, Musa, atau Daud.

Jika kita pelajari dengan seksama, ternyata penyertaan TUHAN tidak datang begitu saja. Kiat perlu mengerti apa yang membuat kita dapat mengalami PRIBADI ALLAH sebagai ALLAH YANG IMMANUEL.

Yang pertama, penyertaan TUHAN datang dalam hidup seseorang melalui sebuah perjanjian (covenant). Perjanjian bekerja melalui: (1) hubungan pribadi dengan TUHAN, (2) sunat & baptisan, (3) warisan dari “man of covenant” (bapa). Untuk itu, mari kita memperbaiki hubungan pribadi kita dengan TUHAN dengan pertobatan & keintiman; hidup dengan hati yang bersunat akan keinginan-keinginan daging & kebiasaan-kebiasaan yang berdosa; serta hidup dalam penundukkan diri terhadap para pemimpin rohani (spiritual covering).

Yang kedua, penyertaan TUHAN bekerja melalui panggilan. Kunci untuk meresponi panggilan ialah: MENDENGAR. Setelah mendengar barulah dituntut KETAATAN. Ketika kita mendengar suara & tuntunanNya, lalu dengan segenap hati kita bersedia menaati & hidup di dalamnya, maka penyertaan TUHAN berlaku di dalam kehidupan kita. TUHAN tidak menyertai kita untuk membuat apa saja yang kita inginkan tercapai. IA menyertai kita supaya kita hidup menggenapi rencana Allah & memuliakan Bapa di Sorga.

Meskipun kita tidak menyukai ketidakpastian, namun ketidakpastianlah yang membuat kita makin mengandalkan TUHAN. Mari kita memandang ketidakpastian bukan sebagai musuh yang harus ditakuti, melainkan sebuah peluang untuk bertumbuh & terus melekat pada Pokok Anggur Yang Benar. Selamat membuka pintu ketidakpastian & mengalami kemenangan melalui penyertaanNya.

Yosua  1:5
Seorang pun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.