Lukas  1:80
Adapun anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya.
Dan ia tinggal di padang gurun sampai kepada hari ia harus menampakkan diri kepada Israel.
Luke 1:80
(The New Living Translation)
John grew up and became strong in spirit. Then he lived out in the wilderness
until he began his public ministry to Israel.

The strength of your spirit is determined by the degree you submit to God” (SHARPEN YOUR DISCERNMENT – Roberts Liardon). Memiliki “roh yang kuat” tidak terdengar seperti sesuatu yang penting. Kita lebih senang memikirkan bagaimana memiliki mobil yang mewah, rumah yang besar, karir yang terus naik, liburan ke luar negeri atau kenal dengan orang-orang penting daripada harus membayar harga untuk memiliki roh yang kuat.

Yang membedakan antara kejatuhan Simson & kemenangan Yusuf terletak pada memiliki “roh yang kuat.” Roh yang kuat merupakan salah satu kebutuhan bagi orang-orang percaya yang ingin terus berkemenangan di masa-masa sukar. Roh yang kuat mendatangkan kemampuan memilih yang benar, kemampuan mengenali kehendak Tuhan pada situasi yang sulit, kemampuan bertahan pada saat masa-masa sukar terjadi di hidup kita. Roh yang kuat akan melindungi kita dari pikiran-pikiran negatif. Roh yang kuat melindungi kita dari rasa mengasihi diri yang mencuri seluruh kekuatan rohani & sukacita kita. Roh yang kuat menjadikan kita orang-orang yang selalu “siap pakai” kapan pun Allah membutuhkan kita.

Tanpa membangun kebiasaan untuk menaati Allah (bahkan untuk perkara yang paling sepele sekali pun), kita tidak akan dapat memiliki roh yang kuat. Penundukkan diri (submission) merupakan syarat yang tidak dapat ditawar-tawar. Kita harus membangun ketaatan yang menyeluruh & detail kepada Allah & firmanNya. Sikap kompromi yang tidak ditindak tegas dengan pertobatan yang sungguh dapat menghancurkan kekuatan rohani kita. Jadikan ketaatan kepada Allah sebagai hal yang mutlak & tidak dapat ditawar. Namun, ketaatan yang radikal kepada Allah harus dimotivasi oleh motif yang benar. Ketaatan & keradikalan yang benar harus dimotivasi oleh kasih kepada Allah & jiwa-jiwa, bukan dimotivasi oleh kesombongan rohani di mana pengakuan & pujian manusia yang menjadi target setiap bentuk ketaatan kita.

Setiap hari kita harus bertumbuh dalam tingkat ketaatan kita kepada Allah, bukannya justru malah berkurang. Meningkatkan ketaatan kita kepada Allah sangat baik untuk membangun kekuatan roh kita. Melalui segala bentuk tipu dayanya, Iblis berusaha membujuk kita agar mengurangi tingkat ketaatan kita kepada Tuhan & menggiring kita menghidupi “cheap grace” (kasih karunia yang murahan). Cheap grace merupakan sebuah pemikiran & gaya hidup yang menyatakan bahwa kita boleh hidup dalam dosa sesukanya karena Tuhan pasti akan mengampuni kita. Kasih karunia & pengampunan Tuhan bukanlah izin untuk hidup dalam dosa & hidup semaunya. Kasih & pengampunanNya seharusnya memotivasi kita untuk hidup di dalam kebenaran & mengasihi Allah dengan seluruh hidup kita. Ketika kita membuka diri terhadap ketidaktaatan, maka pada saat itu kita juga sedang membuka diri bagi setiap bentuk serangan Iblis. Serangan melalui pikiran negatif, perasaan negatif & keinginan negatif di mana kita merasa sulit sekali mengendalikan, menguasai & menaklukkannya.

Memiliki roh yang kuat harus menjadi sebuah kebutuhan yang mendesak dalam kehidupan rohani kita. Roh yang kuat akan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan kita: hubungan, keluarga, pekerjaan, & pelayanan. Allah sedang terus-menerus mewahyukan rencanaNya kepada anak-anakNya. Mereka yang memiliki roh yang kuat bukan hanya akan mampu menangkap kehendakNya, melainkan juga mampu mengerjakan kehendakNya & menyelesaikannya. ¨