Kamis, 07 April 2011
The Wind of Change
Kita tidak akan bisa menangkap “the wind of change” ini, jika kita sedang berada pada kondisi kehidupan yang salah. PRIORITAS HIDUP YANG SALAH AKAN MENGHALANGI KITA MENGENALI TUHAN YANG SEDANG BEKERJA DI TENGAH-TENGAH KITA. Fokus hidup yang berpusat pada kehidupan lahiriah dan duniawi sedang mencuri waktu kita. Ketika Alkitab berbicara mengenai “waktu”, Alkitab paling sering menghubungkannya dengan “kehendak Tuhan.” Kita harus mengisi waktu-waktu kita dengan kehendak Bapa.
Iblis sering menggunakan hubungan untuk mengubah dan mengalihkan fokus hidup kita. Konflik-konflik yang tidak ditangani dengan kedewasaan dan penyelesaian yang sesuai dengan prinsip Firman Tuhan dapat menyebabkan kita terfokus pada diri sendiri. MENIKMATI LUKA MENJADI SEBUAH TANTANGAN BAGI SETIAP ORANG KRISTEN YANG SEDANG BERADA DI DALAM TEKANAN. KETIKA HIDUP KITA TERLALU BERFOKUS PADA DIRI SENDIRI, MAKA KITA AKAN KEHILANGAN KEKUATAN UNTUK HIDUP BAGI ALLAH.
Dibutuhkan “perubahan” untuk mengalami kemajuan. Tanpa adanya perubahan kita tidak mungkin bisa menjadi berkat bagi orang lain. Istilah “wind of change” bukan sekedar memberikan isyarat kepada untuk berubah. Tetapi juga hendak memberitahukan kita bahwa Tuhan hendak memberikan arah yang baru.
Setiap perubahan memerlukan pengorbanan. KITA HARUS MEMUTUSKAN KELUAR DARI KESENANGAN UNTUK MELANGKAH KE DALAM KEDEWASAAN. Masuk ke dalam perubahan tidak sama dengan kehilangan kesenangan sama sekali. Kita harus bersedia kehilangan kesenangan kita saat ini untuk mendapatkan kesenangan yang lebih besar di dalam kehendak Bapa di level berikutnya.
KEPUTUSAN KITA UNTUK KELUAR DARI KONDISI KEHIDUPAN YANG SALAH DAN MENANGKAP ANGIN PERUBAHAN ALLAH, AKAN MENDATANGKAN KEMAJUAN BESAR DALAM HIDUP KITA. Harapkan dan usahakan kemajuan dalam setiap aspek kehidupan kita. Bukan untuk kepentingan diri kita sendiri, tetapi untuk kepentingan orang-orang yang ada bersama-sama dengan kita.
Untuk masuk ke dalam angin perubahan Allah, kita memiliki kemampuan beradaptasi. Melalu penyerahan diri dan kerelaan untuk mengosongkan diri (melepaskan segala milik), kita sedang mengembangkan kemampuan beradaptasi. TANPA KEMAMPUAN BERADAPTASI, PERUBAHAN YANG TERJADI DAPAT MENGHANCURKAN KITA. Kita perlu menjadi fleksibel tanpa bersikap kompromi terhadap ketidakbenaran.
Mari kita menangkap “the wind of change” yang sedang Allah hembuskan di tengah-tengah kita, untuk menjadikan kita maksimal di masa-masa sukar dan berbuah di tengah musim yang Allah telah Allah tentukan bagi kita.
Ketegasan Mendatangkan Percepatan
Kita sering menyamakan bertindak tegas dengan bertindak kasar. Tegas dan kasar merupakan 2 hal yang berbeda. Akibat terlambat bersikap tegas, saya menuai banyak masalah. Namun lebih baik terlambat daripada tidak pernah memulai.
Hari ini saya memutuskan untuk bersikap tegas terhadap sebuah permasalahan. sebuah masalah yang telah berlarut-larut sejak akhir tahun lalu. Ketegasan merupakan bagian yang penting dari percepatan. Perlambatan biasanya datang karena kita tidak tegas. Tegas terhadap diri sendiri dan tegas terhadap orang lain.
Sikap tegas harus dibarengi dengan sikap menghargai orang lain. Jika kita bersikap tegas sekaligus menghargai orang lain, maka orang akan "rspect' dengan sikap kita.
Seorang pemimpin harus belajar untuk bersikap tegas sebelum menyesal. Sikap tegas akan mendatangkan kemajuan dalam hidup kita. Mari belajar!
Rabu, 06 April 2011
It's Time To Look Back
"It's time to look back..." seperti sebuah panggilan Tuhan bagi saya untuk kembali mendoakan rumah yang pernah saya inginkan. Beberapa waktu yang lalu, saya menginginkan rumah ini karena ikut-ikutan. Tapi hari ini, saya benar-benar menginginkannya oleh karena saya merasakan ada suatu iman di hati saya. Saya tidak mengerti mengapa saya percaya. Tapi saya bisa merasakan apa yang saya percayai. Semuanya bertentangan dengan akal sehat. Darimana saya memilik banyak uang untuk membeli rumah tersebut, sedangkan kebutuhan menjelang persiapan pernikahan begitu banyak. Setiap vendor yang sudah di DP harus segera dilunasi.
Tapi bagaimana pun juga, saya memiliki Bapa di Sorga. Bapa yang kebaikan-Nya melebihi kebaikan bapa di dunia. Saya tidak tahu mengapa saya menginginkannya. Saya juga tidak tahu bagaimana bisa mendapatkannya. Saya hanya merasa ganjil dengan apa yang saya baca dan saya lakukan. Tidak biasanya saya melakukan hal ini.
Jika tahun ini benar saya akan memiliki rumah yang saya doakan, saya hanya ingin mengetahui bahwa saya telah menulis keganjilan yang berusaha saya percayai. Saya belajar untuk memberikan respon yang tepat terhadap setiap keganjilan yang muncul di hidup saya. Walaupun responnya tidak selalu sama, namun tidak memberi respon biasanya menyebabkan saya berulang kali menyesal.
Tahun yang lalu, saya pernah mendatangi perumahan itu dan berdiri di atas salah satu tanahnya dan berdoa. Waktu itu saya mendapatkan impresi Yosua 1:3. Setelah melewati masa-masa sukar yang memaksa saya untuk melihat fakta dan menggunakan logika, saya melupakan semuanya.
"It's tima to look back" bukan sekedar slogan. Buat saya, ini merupakan panggilan untuk kembali berdoa. Mendoakan sesuatu yang hendak Tuhan berikan dalam hidup saya. Tidak lama lagi seluruh kehidupan saya akan berubah secara total. Saya akan segera menikah dan membangun rumah tangga. Saya membutuhkan rumah untuk memberikan rasa aman kepada keluarga saya.
Saya ingat suatu ketika ada seorang teman yang mengatakan bahwa suatu kali saya akan menerima upah dari Tuhan atas jerih payah yang saya lakukan dalam pelayanan selama ini. Saya masih ingat bagaimana beberapa orng bercerita mengenai betapa baiknya atasannya di kantor yang memberinya handphone, mobil, rumah, dll. Bukankah Bapa di sorga melebihi semua atasan yang ada di bumi. Tuhan akan membayar upah kira dengan tepat. Jangan lepaskan kepercayaan kita, karena besar upah yang menantinya.
Yesaya 61:8
"Sebab Aku, TUHAN, mencintai hukum, dan membenci perampasan dan kecurangan; Aku akan memberi upahmu dengan tepat, dan akan mengikat perjanjian abadi dengan kamu."
Ibrani 10:35
"Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya."
Malam ini saya memutuskan untuk kembali berdoa untuk memiliki rumah. Melalui doa, saya ingin meraih apa yang telah Allah janjikan! Ketika semua orang memilih untuk hidup oleh fakta dan logika, saya memilih untuk hidup oleh iman. Iman yang timbul dari "rhema" firman Tuhan. Saya percaya suatu kali iman saya akan menghasilkan buah yang bisa dilihat & dinikmati banyak orang.
Yohanes 15:7
"Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya."
Kamis, 07 April 2011
The Wind of Change
Diposting oleh
Ferry Felani
03.01
Tuhan tidak selalu bicara secara gamblang kepada kita. Terkadang IA menggunakan sinyal-sinyal tertentu untuk memberitahukan sesuatu kepada kita. Suatu ketika kata “wind of change” muncul di hati saya. Pada hari yang sama, dua kali saya menemukan tulisan “wind of change” di depan mata saya. Apakah itu suatu kesengajaan? Saya percaya tidak! Allah sedang memberikan sebuah sinyal akan adanya angin perubahan yang sedang IA hembuskan di hidup saya & di tengah-tengah komunitas kita.
Kita tidak akan bisa menangkap “the wind of change” ini, jika kita sedang berada pada kondisi kehidupan yang salah. PRIORITAS HIDUP YANG SALAH AKAN MENGHALANGI KITA MENGENALI TUHAN YANG SEDANG BEKERJA DI TENGAH-TENGAH KITA. Fokus hidup yang berpusat pada kehidupan lahiriah dan duniawi sedang mencuri waktu kita. Ketika Alkitab berbicara mengenai “waktu”, Alkitab paling sering menghubungkannya dengan “kehendak Tuhan.” Kita harus mengisi waktu-waktu kita dengan kehendak Bapa.
Iblis sering menggunakan hubungan untuk mengubah dan mengalihkan fokus hidup kita. Konflik-konflik yang tidak ditangani dengan kedewasaan dan penyelesaian yang sesuai dengan prinsip Firman Tuhan dapat menyebabkan kita terfokus pada diri sendiri. MENIKMATI LUKA MENJADI SEBUAH TANTANGAN BAGI SETIAP ORANG KRISTEN YANG SEDANG BERADA DI DALAM TEKANAN. KETIKA HIDUP KITA TERLALU BERFOKUS PADA DIRI SENDIRI, MAKA KITA AKAN KEHILANGAN KEKUATAN UNTUK HIDUP BAGI ALLAH.
Dibutuhkan “perubahan” untuk mengalami kemajuan. Tanpa adanya perubahan kita tidak mungkin bisa menjadi berkat bagi orang lain. Istilah “wind of change” bukan sekedar memberikan isyarat kepada untuk berubah. Tetapi juga hendak memberitahukan kita bahwa Tuhan hendak memberikan arah yang baru.
Setiap perubahan memerlukan pengorbanan. KITA HARUS MEMUTUSKAN KELUAR DARI KESENANGAN UNTUK MELANGKAH KE DALAM KEDEWASAAN. Masuk ke dalam perubahan tidak sama dengan kehilangan kesenangan sama sekali. Kita harus bersedia kehilangan kesenangan kita saat ini untuk mendapatkan kesenangan yang lebih besar di dalam kehendak Bapa di level berikutnya.
KEPUTUSAN KITA UNTUK KELUAR DARI KONDISI KEHIDUPAN YANG SALAH DAN MENANGKAP ANGIN PERUBAHAN ALLAH, AKAN MENDATANGKAN KEMAJUAN BESAR DALAM HIDUP KITA. Harapkan dan usahakan kemajuan dalam setiap aspek kehidupan kita. Bukan untuk kepentingan diri kita sendiri, tetapi untuk kepentingan orang-orang yang ada bersama-sama dengan kita.
Untuk masuk ke dalam angin perubahan Allah, kita memiliki kemampuan beradaptasi. Melalu penyerahan diri dan kerelaan untuk mengosongkan diri (melepaskan segala milik), kita sedang mengembangkan kemampuan beradaptasi. TANPA KEMAMPUAN BERADAPTASI, PERUBAHAN YANG TERJADI DAPAT MENGHANCURKAN KITA. Kita perlu menjadi fleksibel tanpa bersikap kompromi terhadap ketidakbenaran.
Mari kita menangkap “the wind of change” yang sedang Allah hembuskan di tengah-tengah kita, untuk menjadikan kita maksimal di masa-masa sukar dan berbuah di tengah musim yang Allah telah Allah tentukan bagi kita.
Ketegasan Mendatangkan Percepatan
Diposting oleh
Ferry Felani
01.07
Saya terlambat menyadari bahwa ketegasan merupakan salah satu prinsip rohani yang luar biasa. Ketegasan merupakan salah satu ekspresi kasih yang sangat penting, terutama untuk jangka panjang. Masa depan kita tidak akan gilang-gemilang tanpa adanya ketegasan.
Kita sering menyamakan bertindak tegas dengan bertindak kasar. Tegas dan kasar merupakan 2 hal yang berbeda. Akibat terlambat bersikap tegas, saya menuai banyak masalah. Namun lebih baik terlambat daripada tidak pernah memulai.
Hari ini saya memutuskan untuk bersikap tegas terhadap sebuah permasalahan. sebuah masalah yang telah berlarut-larut sejak akhir tahun lalu. Ketegasan merupakan bagian yang penting dari percepatan. Perlambatan biasanya datang karena kita tidak tegas. Tegas terhadap diri sendiri dan tegas terhadap orang lain.
Sikap tegas harus dibarengi dengan sikap menghargai orang lain. Jika kita bersikap tegas sekaligus menghargai orang lain, maka orang akan "rspect' dengan sikap kita.
Seorang pemimpin harus belajar untuk bersikap tegas sebelum menyesal. Sikap tegas akan mendatangkan kemajuan dalam hidup kita. Mari belajar!
Rabu, 06 April 2011
It's Time To Look Back
Diposting oleh
Ferry Felani
07.21
Sudah lama sekali saya melepaskan mimpi untuk memiliki sebuah rumah. Saya pernah mendoakannya. Proses yang panjang membuat saya berhenti mendoakannya. Tapi hari ini, ada sesuatu yang ganjil. Di sebuah mall saya menemukan stand promosi perumahan yang pernah saya doakan. Saya mengambil brosurnya dan menemukan kalimat "it's time to look back..." Tanpa bermaksud merohani segala sesuatu, saya merasa kalimat tersebut berbicara kuat di hati saya. Seakan iman timbul mengalahkan logika. Saya mengambil brosur itu dan membawanya pulang.
"It's time to look back..." seperti sebuah panggilan Tuhan bagi saya untuk kembali mendoakan rumah yang pernah saya inginkan. Beberapa waktu yang lalu, saya menginginkan rumah ini karena ikut-ikutan. Tapi hari ini, saya benar-benar menginginkannya oleh karena saya merasakan ada suatu iman di hati saya. Saya tidak mengerti mengapa saya percaya. Tapi saya bisa merasakan apa yang saya percayai. Semuanya bertentangan dengan akal sehat. Darimana saya memilik banyak uang untuk membeli rumah tersebut, sedangkan kebutuhan menjelang persiapan pernikahan begitu banyak. Setiap vendor yang sudah di DP harus segera dilunasi.
Tapi bagaimana pun juga, saya memiliki Bapa di Sorga. Bapa yang kebaikan-Nya melebihi kebaikan bapa di dunia. Saya tidak tahu mengapa saya menginginkannya. Saya juga tidak tahu bagaimana bisa mendapatkannya. Saya hanya merasa ganjil dengan apa yang saya baca dan saya lakukan. Tidak biasanya saya melakukan hal ini.
Jika tahun ini benar saya akan memiliki rumah yang saya doakan, saya hanya ingin mengetahui bahwa saya telah menulis keganjilan yang berusaha saya percayai. Saya belajar untuk memberikan respon yang tepat terhadap setiap keganjilan yang muncul di hidup saya. Walaupun responnya tidak selalu sama, namun tidak memberi respon biasanya menyebabkan saya berulang kali menyesal.
Tahun yang lalu, saya pernah mendatangi perumahan itu dan berdiri di atas salah satu tanahnya dan berdoa. Waktu itu saya mendapatkan impresi Yosua 1:3. Setelah melewati masa-masa sukar yang memaksa saya untuk melihat fakta dan menggunakan logika, saya melupakan semuanya.
"It's tima to look back" bukan sekedar slogan. Buat saya, ini merupakan panggilan untuk kembali berdoa. Mendoakan sesuatu yang hendak Tuhan berikan dalam hidup saya. Tidak lama lagi seluruh kehidupan saya akan berubah secara total. Saya akan segera menikah dan membangun rumah tangga. Saya membutuhkan rumah untuk memberikan rasa aman kepada keluarga saya.
Saya ingat suatu ketika ada seorang teman yang mengatakan bahwa suatu kali saya akan menerima upah dari Tuhan atas jerih payah yang saya lakukan dalam pelayanan selama ini. Saya masih ingat bagaimana beberapa orng bercerita mengenai betapa baiknya atasannya di kantor yang memberinya handphone, mobil, rumah, dll. Bukankah Bapa di sorga melebihi semua atasan yang ada di bumi. Tuhan akan membayar upah kira dengan tepat. Jangan lepaskan kepercayaan kita, karena besar upah yang menantinya.
Yesaya 61:8
"Sebab Aku, TUHAN, mencintai hukum, dan membenci perampasan dan kecurangan; Aku akan memberi upahmu dengan tepat, dan akan mengikat perjanjian abadi dengan kamu."
Ibrani 10:35
"Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya."
Malam ini saya memutuskan untuk kembali berdoa untuk memiliki rumah. Melalui doa, saya ingin meraih apa yang telah Allah janjikan! Ketika semua orang memilih untuk hidup oleh fakta dan logika, saya memilih untuk hidup oleh iman. Iman yang timbul dari "rhema" firman Tuhan. Saya percaya suatu kali iman saya akan menghasilkan buah yang bisa dilihat & dinikmati banyak orang.
Yohanes 15:7
"Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya."