"Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, & yang terakhir akan menjadi yang terdahulu." (Matius 19:30)


Sudah 14 tahun saya menjadi orang Kristen yang lahir baru. Selama perjalanan rohani saya, Tuhan memakai banyak orang untuk terlibat dalam membentuk kehidupan rohani saya. Merupakan sebuah sukacita yang luar biasa mengetahui bahwa kita memiliki saudara seiman yang bertumbuh bersama dengan kita.

Saat menengok kembali ke belakang, saya menyadari sesuatu telah terjadi... saya kehilangan beberapa orang yang pernah Tuhan pakai begitu luar biasa untuk membantu saya bertumbuh di dalam pengenalan akan Kristus. Seorang sahabat yang selalu menjemput saya untuk pergi ke gereja di awal pertobatan saya, seorang kakak kelas yang memberikan saya banyak kesempatan untuk melayani Tuhan, seorang sahabat yang pernah menyampaikan sebuah nubuat yang begitu mempengaruhi jalan hidup saya.

"Kehilangan" adalah istilah yang saya pilih untuk menggambarkan kehidupan rohani mereka saat ini. Kami masih berhubungan baik hingga hari ini. Namun, mereka tidak lagi memiliki kehidupan rohani seperti dulu.mBerkaca dari kehidupan mereka saat ini, saya mencoba memasang rambu-rambu rohani. Saya tidak ingin suatu kali, hal yang sama terjadi kepada saya.

Mengembalikan sahabat-sahabat saya pada "kondisi" yang seharusnya bukan perkara mudah. Mereka bukannya tidak tahu kebenaran. Namun inilah yang terjadi jika orang-orang yang pernah mengerti kebenaran mundur dari Tuhan. Ada semacam benteng yang menghalangi mereka untuk kembali. Itu sebabnya, selalu dibutuhkan kerendahan hati untuk kembali ke tempat di mana kita memulai. Tanpa kerendahan hati, hampir-hampir kita tidak akan dapat dipulihkan.

Kecewa dengan orang Kristen, cinta akan uang, haus pengakuan, kejatuhan yang tidak diatasi dengan pola pemberesan (pertobatan) yang benar & kesombongan, dapat membawa kita menjauh dari Tuhan. Ada kalanya sindrom Saul terjadi di tengah-tengah kita. Kita sulit mengenali saat di mana sesungguhnya "roh Tuhan" sudah undur datri kehidupan kita. Roh Allah undur diam-diam, tidak ada seorang pun yang tahu & kita pun tidak menyadarinya.

Saul mencoba menjalankan tugasnya sebagai raja, tanpa pemgurapan seorang raja.

Kehilangan pengurapan bukan sekedar kehilangan kuasa Tuhan, melainkan kehilangan kepercayaan dari Tuhan.

Melihat kehidupan rohani yang sembrono dari beberapa orang Kristen & hamba Tuhan, sepertinya hari-hari ini banyak orang tidak takut kehilangan pengurapan. Jika kita tidak mengetahui tujuan pengurapan, kita tidak akan merasa membutuhkannya. Bahkan ketika kita kehilangan pengurapan tersebut, kita masih beranggapan bahwa hal itu bukan masalah besar.

Hey, kehilangan pengurapan merupakan sebuah masalah serius! Kehilangan pengurapan berarti kehilangan keperayaan dari Allah. Dibutuhkan integritas untuk mengaktifkan & melipatgandakan pengurapan di dalam roh kita.

Mereka yang berjalan di dalam pengurapan akan menyaksikan hasil-hasil yang berbeda dari mereka yang tidak berjalan di dalam pemgurapan.