Dalam beberapa kesempatan saya menjadi sangat marah terhadap orang-orang yang menurut saya tidak jelas sikapnya. Ketidakjelasan mendatangkan banyak kebingungan. Ketidakjelasan merupakan musuh dari kemajuan. Karena di dalam ketidakjelasan kita tidak dapat membuat keputusan dan menentukan langkah.

Meskipun malu mengakuinya, namun saya ingin dengan jujur mengatakan bahwa saya sempat mengalami kecewa dengan Tuhan. Berjalan bersama-Nya sepertinya banyak ketidakjelasan. Tak jarang saya menjadi bulan-bulanan orang yang mencibir, menghina & meragukan iman saya. Rasanya saya ingin protes sama Tuhan. Saya harus menjalani hidup yang tidak selalu dapat saya jelaskan.

Iman merupakan hal yang personal. Jika kita tidak memahami cara Allah bekerja di dalam hidup seseorang, kita akan cenderung mudah untuk menghakiminya. Penghakiman selalu menimbulkan luka, karena manusia bukan robot.

Hari ini saya berjanji, jika suatu kali saya melihat orang lain bergumul dengan iman yang nampaknya konyol, saya berjanji untuk tidak mencibir mereka. Saya mengerti betul artinya: disalahpahami orang lain. Apalagi jika iman kita dihina & diragukan oleh orang-orang yang menyebut dirinya Kristen. Orang-orang yang kita harapkan menopang kita, menjadi orang-orang yang menjatuhkan kita.

Kita bukan hanya membutuhkan iman untuk bangkit, tetapi juga iman untuk bertahan. bertahan melalui keadaan sukar yang penuh badai. Saat di mana kita menanti-nantikan Tuhan & seakan-akan Tuhan tidak akan muncul untuk menolong kita. Kita menjadi ketakutan setengah mati terhadap "deadline-deadline" yang ada di hadapan kita.

Kisah ini masih berlanjut. Perjalanan belum usai. Setiap ketakutan perlu disyukuri. Karena di sanalah Allah mendapat tempat untuk menunjukkan kemampuan-Nya. Angkatlah kepalamu, sebab waktu penggenapan telah tiba. God bless you...