Nggak tahu sudah berapa kali? Seingat saya paling sedikit seminggu sekali. Namun akhir-akhir ini, hampir setiap hari. Sebuah perusahaan telekomunikasi berulang-ulang menghubungi telepon rumah kami untuk menawarkan pemasangan internet dengan harga promo. Jawaban saya tetap sama. Saya tidak tertarik, karena saya sudah punya.

Jujur saja, kadang hal ini menjengkelkan. Tidak banyak orang yang menghubungi telepon rumah kami. Rata-rata teman-teman maupun keluarga kami menghubungi handphone. Hampir setiap kali telepon rumah berdering, hampir dapat dipastikan bahwa itu dari para telemarketing perusahaan telekomunikasi tersebut. Orang berbeda mewakili perusahaan & produk yang sama. Dalam 5 bulan ini saya mendapatkan kurang lebih 20 telepon. Huff... yang terakhir, baru saja beberapa menit yang lalu.

Meskipun sedikit kesal, namun jujur saja saya memiliki kekaguman juga. Mereka tidak menyerah. Tidak menyerah meyakinkan saya bahwa produk mereka bagus. Jawaban yang masuk akal & penolakan saya tidak langsung menghentikan mereka. Sebelum saya mendapat penawaran internet yang bagus dari seorang teman melalui provider lain, jujur saja saya hampir saja menerima penawaran pemasangan internet promo tersebut.

Jika seandainya sikap tidak mudah menyerah ini ada pada setiap orang percaya dalam memberitakan Injil, mungkin ada jauh lebih banyak orang yang telah diselamatkan. Tidak mudah menyerah terhadap penolakan. Memiliki keyakinan yang besar bahwa "produk kita bagus!"

Orang berani menganggu waktu orang lain hanya untuk masalah fana, seperti pemasangan internet (gue yakin di Sorga kita nggak perlu internet lagi...); mengapa kita tidak berani mengganggu orang lain untuk urusan kekekalan. Bukan supaya kita mendapatkan poin atau bonus, melainkan agar kita menyelamatkan orang-orang dari kebinasaan.

Saya teringat salah satu judul buku Ed Silvoso yang berjudul "Supaya Tidak Seorang Pun Binasa" yang diambil dari 2 Petrus 3:9. Yup, bener banget! Tuhan nggak ingin seorang manusia pun binasa. Ia ingin kita melakukan amanat agung. Ia ingin kita "pergi." Tapi ada banyak orang percaya yang tidak pergi, karena mereka sendiri tidak bisa "bangkit."

Ada 2 alasan yang menyebabkan kita nggak bisa bangkit:
1. Karena kita terlalu terluka
2. Karena kita terlalu nyaman dengan posisi kita

Jika kita tidak "bangkit," maka kita tidak akan "pergi." Bangkit dari rasa bersalah, hidup di dalam dosa, kemarahan, trauma, ketakutan maupun kekecewaan. Jika kita tidak bangkit, kita akan terlambat. Jika kita tidak bangkit, kita tidak dapat meraih janji Allah. Jika kita tidak bangkit, Allah tidak dapat memakai kita.

Kerajaan Allah membutuhkan orang-orang yang radikal dalam mengasihi, taat, memberi serta memenangkan jiwa bagi Yesus. Kita perlu mempertajam perspektif kita mengenai kekekalan agar pewahyuan Roh Kudus menyadarkan kita untuk kembali memberitakan Injil kasih karunia. Gereja yang tidak menginjil adalah gereja yang mati. Injil adalah kabar baik. Dunia membutuhkannya. Berikan kepada dunia apa yang mereka butuhkan. Karena mereka perlu kasih Tuhan. Kiranya ketekunan kita akan membuahkan hasil yang signifikan bagi kerajaan-Nya.