Pertengahan bulan Desember saya menerima BBM dari seorang teman. Dia menanyakan no handphone saya untuk diberitahukan kepada adiknya. Adiknya adalah penyiar radio di Surabaya. Konon katanya, ia ingin menghubungi saya untuk menyampaikan pesan natal singkat untuk para pendengar radio. Tanpa bertanya lebih detail, saya menyetujui permintaannya. Saya hanya meminta untuk memberitahu lebih dahulu sebelum menelepon saya, takut saya sedang tidak "available" untuk dihubungi.
Saya tidak jadi di telepon untuk siaran radio tersebut. Tapi tak mengapa. Saya justru menemukan maksud Tuhan ketika saya mempersiapkan diri untuk siaran tersebut. Setelah tahu bahwa saya akan dihubungi oleh sebuah siaran radio untuk diminta menyampaikan pesan singkat seputar "makna natal," saya meluangkan waktu untuk merenung. Entah mengapa saya merasa bosan dengan banyak pesan natal yang terdengar "klise: dari tahun ke tahun. Saya tidak ingin merekayasa pesan. Saya ingin pewahyuan dari Roh Kudus. Saya ingin pesan yang "fresh" yang berhubungan dengan kehidupan saat ini & masa depan. Bukan sekedar mengucapsyukur kepada Allah karena Yesus telah lahir 2000 tahun yang lalu (walaupun hal tersebut tetap harus kita lakukan). Saya percaya, pasti ada pesan natal yang lebih relevant & prophetic untuk generasi ini, daripada sekedar sebuah pesan sentimentil yang sama dari tahun ke tahun.
"Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami." - II Korintus 4:10
"Natal" berarti "kelahiran." Kelahiran menandakan awal dari kehidupan. Firman Allah memiliki prinsip yang kekal mengenai "kehidupan": kematian selalu mendahului kehidupan (kebangkitan). Sebelum Yesus mengalami kematian di bumi (di atas kayu salib), Ia telah mengalami kematian di Sorga. Yesus telah mati terhadap Diri-Nya sendiri.
"... yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia... " -Filipi 2:6-7
Kelahiran Yesus di bumi diawali dengan kematian-Nya di Sorga. Kematian terhadap diri sendiri, kesenangan, kepentingan diri, kedagingan, akan membawa kita pada kehidupan Yesus. Kekristenan dimaksudkan menjadi sebuah "ekspresi." Kita ditebus, dimuridkan, diurapi & diutus oleh Allah, agar kita mengekspresikan kehidupan Yesus di dalam kehidupan kita. Apa itu kehidupan Yesus? Ia menyembuhkan orang sakit, melepaskan orang terikat/terbelenggu, mengasihi/mengampuni orang berdosa, memulihkan orang terluka, berkorban bagi orang lain, memuridkan & memperlengkapi orang lain, dan masih banyak lagi.
Jika kita tidak menjadi satu dengan apa yang menjadi kematian-Nya, kita tidak akan dapat menjadi satu dengan apa yang menjadi kehidupan-Nya (kebangkitan-Nya).
Kita harus melepaskan diri dari pola pikir tradisi & mentalitas agamawi. Natal bukan soal makanan, liburan, belanja, kado, pohon natal, santa claus atau acara-acara keluarga. Berkat & mujizat natal seharusnya tidak menjadikan kita orang-orang yang rakus, boros, serakah, & tidak memiliki penguasaan diri. Natal adalah tentang bagaimana Yesus lahir & memerintah di hidup kita. Kehidupan-Nya harus semakin nyata di dalam hidup & pelayanan kita. Jangan mengumbar kedagingan dengan berkat-berkat yang kita terima pada momen natal.
Yesus yang telah datang ke dunia 2000 tahun yang lalu, juga akan datang kembali sebagai Raja. Sudahkah kita mempersiapkan diri sebagai mempelai yang layak di hadapan-Nya?
"Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat."-Lukas 21:34
Natal tahun ini, saya membiasakan diri untuk tidak berfokus pada "pohon natal" & "santa claus"... Karena natal adalah tentang Yesus, bukan yang lain. Kiranya kehidupan Yesus menjadi semakin nyata di dalam hidup kita, melalui kedagingan & keduniawian yang kita matikan setiap hari dengan pertolongan Roh Kudus & Firman Allah. Selamat Natal 2011.
0 komentar:
Posting Komentar