Inspiring Leaders |
"Focus on biblical values in a busy world"

And the Lord replied, “A FAITHFUL, SENSIBLE SERVANT is one to whom the master can give the RESPONSIBILITY OF MANAGING his other household servants and feeding them. | Luke 12:42 NLT

Pd umumnya org tidak suka berteman dgn org yg sensitif: mudah marah, tersinggung atau ngambek. Gangguan2 kecil dgn sekejap dpt mengubah mood, merampas sukacita & membuatnya bersikap negatif thd org2 di sekelilingnya shg org lain menjadi tdk nyaman.

Menjadi org yg sensitif spt ini sgt melelahkan scr emosional. Pribadi yg sensitif cenderung tdk FAITHFUL dlm apa yg ia kerjakan & lakukan. Akibatnya, integritas & reputasinya mudah dipertanyakan oleh org lain.

Kata "sensitif" tdk hanya memiliki konotasi negatif, tetapi juga makna yg positif. Tuhan Yesus menghendaki agar kita menjadi SENSIBLE SERVANT (pelayan yg peka/sensitif). SENSIBLE SERVANT di sini adlh seorang pelayan yg peka terhadap isi hati Tuhan.

Kepekaan atau sensitifitas kita hrs memiliki arah yg benar. Kita menjadi lebih mudah merasakan Tuhan & menangkap isi hatiNya melalui kejadian2 kecil yg kita alami.

Tujuan sensitifitas rohani bukanlah untk membuktikan bhw kita lebih baik dr org lain. Melainkan untk menghasilkan THE RESPONSIBILITY OF MANAGING. Kita bertumbuh menjadi SENSIBLE SERVANT agar kita dpt me-manage kasih karunia Tuhan dgn penuh tanggung jawab, shg kasih karunia tsb bermanfaat bagi org lain.

Menjadi sensitif adlh baik jika hal tsb membuat kita menjadi lebih bertanggung jawab. Sikap sensitif yg negatif justru membuat seseorg mengabaikan tanggung jawabnya, dgn alasan2 yg berpusat pd diri sendiri.

Tujuan kita menjadi sensitif adlh agar kita mampu me-manage kehidupan scr bertanggung jawab, agar melaluinya kita dpt berjalan dlm rencana Allah. BE SENSIBLE, BE FAITHFUL & BE RESPONSIBLE!

Your prayer partner,

Ferry Felani